...
HP POPULER MINGGU INI

Halodoc Hendak Jadi Salah Satu Plarform Kesehatan Terbaik di Indonesia

| 21 Apr 2019 19:00
ARTIKEL POPULER SAAT INI

Halodoc Hendak Jadi Salah Satu Plarform Kesehatan Terbaik di Indonesia

Bagi sejumlah orang, menemui dokter adalah perkara mudah. Tapi untuk sebagian besar penduduk Indonesia, berkonsultasi dengan dokter sering kali membutuhkan waktu tunggu yang panjang, serta menempuh perjalanan jauh penuh tantangan menuju lokasi praktik.

Mereka yang tinggal di kabupaten atau pedesaan biasanya punya lebih sedikit akses ke layanan kesehatan spesialis. Sementara mereka yang tinggal di kota-kota besar, seperti Jakarta, tidak punya banyak pilihan karena harus menghadapi lalu lintas padat demi mengobati penyakit.

Aplikasi Telemedicine dari Halodoc hadir dengan tujuan untuk mengatasi ketidaknyamanan seperti ini, yang membuat layanan kesehatan sulit dijangkau baik bagi warga perkotaan maupun pedesaan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, aplikasi ini memungkinkan para pasien berbicara langsung dengan dokter umum atau spesialis melalui percakapan teks, panggilan video, atau telepon, kemudian mendapatkan resep obat yang dikirimkan dalam waktu satu jam.

Meski demikian, Halodoc hanya menangani penyakit-penyakit ringan seperti batuk dan flu. Masalah alergi atau kulit juga kerap dikonsultasikan dengan para dokter di Halodoc. Jika ada permasalahan yang lebih serius dan memerlukan konsultasi langsung atau kunjungan ke rumah sakit, dokter di Halodoc akan memberikan rujukan kepada pasien.

Selain konsultasi, melalui aplikasi Halodoc, para pasien juga dapat membeli beberapa jenis obat yang bebas dijual, memesan jadwal tes laboratorium, dan mengklaim asuransi mereka. Dengan merampingkan menetapkan jadwal temu janji dengan dokter, pembayaran, dan pemberian resep melalui aplikasi, waktu yang biasanya dihabiskan untuk mengunjungi dokter menjadi berkurang.

Saat ini, Halodoc mempunyai sekitar 22,000 dokter yang bertugas dan 1,200 apotek yang siap menerima resep. Para dokter yang memiliki klinik sendiri atau praktik di rumah sakit menyisihkan waktu mereka untuk membuka sesi konsultasi di Halodoc.

Founder sekaligus CEO Jonathan Sudharta mendirikan Halodoc pada tahun 2016. Startup ini meraih pendanaan seri B pada 4 Maret lalu senilai US$65 juta (sekitar Rp912 miliar). Seri pendanaan ini dipimpin oleh UOB Venture Management, yang juga menjadikan mereka sebagai salah satu startup kesehatan yang mendapat pendanaan terbesar di Indonesia.

Halodoc mengumpulkan US$13 juta (sekitar Rp182 miliar) di putaran pendanaan seri A pada 2016. Perusahaan modal ventura (VC) yang berbasis di Singapura, yaitu Clermont Group dan Openspace Ventures, serta perusahaan transportasi online GO-JEK dan platform e-commerce Blibli.com, bergabung pada putaran pendanaan tersebut.

Potensi teknologi kesehatan (medtech)

Halodoc bukan satu-satunya startup medtech yang berkeinginan mengubah cara orang Indonesia bertemu dengan dokter. Terdapat juga Alodokter yang memperoleh US$9 juta (sekitar Rp120 miliar) dalam pendanaan putaran ketiga oleh Golden Gate Ventures pada 2017, sehingga menjadikan total pendaan yang telah mereka peroleh sebesar US$12,1 juta (sekitar Rp165 miliar).

Selain itu ada juga TeleCGT, yang memungkinkan para ibu hamil di Indonesia mengakses pemindaian kardiotografi terjangkau melalui perangkat portabel yang terintegrasi dengan smartphone. Startup ini mendapat pendanaan senilai US$50,000 pada 2016 (sekitar Rp701 juta).

Bahkan ketika aplikasi telemedicine makin banyak di Indonesia, Sudharta menyatakan bahwa hanya Halodoc yang mampu memberikan layanan pemberian resep dan pengantaran obat kepada pasien secara online.

Sebagai mantan Direktur Mensa Group, salah satu perusahan farmasi terbesar di Indonesia ini, Sudharta menyadari betapa tidak efisiennya proses konsultasi dengan mengamati interaksi antara teman-temannya dan dokter.

Dengan 264 juta warga Indonesia yang tersebar di ribuan pulau, menurutnya kebutuhan akan layanan kesehatan sangatlah penting bagi mereka yang tinggal di desa-desa terpencil. Ia menambahkan bahwa pengguna Halodoc berasal dari berbagai daerah termasuk Aceh-wilayah paling barat Indonesia-hingga Papua yang berada di ujung timur.

Faktanya, sekitar 80 persen dari 2 juta pengguna aktif Halodoc berasal dari daerah di luar kota utama Jakarta dan Surabaya.

Sebagian besar pengguna ini tinggal di kota tingkat dua, yang sekitarnya dapat dianggap pedesaan atau kampung. “Telemedicine sendiri tidak punya batasan lokasi,” jelas Sudharta melalui wawancara telepon dengan Tech in Asia.

“Entah kamu berada di kota, kampung, atau bahkan pesawat terbang, selama kamu punya koneksi internet, kamu dapat berkonsultasi dengan dokter umum atau spesialis setiap saat.”

Halodoc Ilustrasi

Merambah ke perkampungan

Menurut Sudharta, terdapat permintaan untuk layanan kesehatan spesialis di seluruh Indonesia. Sementara para masyarakat di perkotaan menghabiskan beberapa jam di perjalanan untuk menemui dokter spesialis pilihan mereka, orang-orang di kampung tidak punya akses perawatan kesehatan atau pengobatan yang lebih maju.

Sudharta berharap dapat mengubah situasi ini melalui aplikasi Halodoc. Berdasarkan data dari startup ini, terlepas di mana pun para pengguna berada, 60 persen dari mereka ingin berbicara dengan dokter umum, sementara 40 persen sudah berbicara dengan seorang dokter spesialis.

Apotek-apotek di daerah pedesaan juga biasanya punya persediaan obat yang minim. Dengan memanfaatkan jaringan 1.200 apotek di seluruh Indonesia, Halodoc dapat menemukan apotek terdekat dengan waktu pengiriman obat tercepat. “Bahkan jika dokter tersebut berada di Jakarta,” klaim Sudharta.

Mendapatkan akses untuk menanyakan pendapat kedua dari dokter lain juga merupakan hal yang dicari oleh orang-orang kota. Para pasien yang tinggal di kampung sekarang punya opsi yang sama melalui Halodoc.

“Katakanlah kamu tidak senang dengan antibiotik yang kamu dapatkan (aplikasi ini membuatnya) sangat mudah bagi kamu untuk mendapatkan opini kedua atau ketiga. Dan kamu akan mendapatkan kiriman resep berbeda,” jelas Sudharta.

Memperluas jangkauan aplikasi telemedicine adalah salah satu fokus Sudharta. Halodoc melakukan ini dengan mengadakan acara komunitas dan program untuk mengedukasi orang Indonesia tentang bagaimana cara menjaga kesehatan mereka.

Penduduk pedesaan membutuhkan inisiatif seperti itu. Menurut pengamatan Sudharta, pemberian pengetahuan dasar tentang perawatan kesehatan sangat kurang di antara generasi yang lebih tua.

“Beberapa penduduk masih memercayai dukun. Mereka percaya dengan energi spiritual dapat menyembuhkan penyakit, tapi di sisi lain mereka juga tidak punya akses ke perawatan kesehatan,” katanya.

“Saat ini, kami punya kapabilitas untuk menjangkau daerah pedesaan sehingga para pasien dapat berkonsultasi dengan para dokter kapan pun mereka butuhkan.”

Tapi Sudharta tidak melihat masa depan di mana telemedicine manggantikan klinik fisik. Alih-alih, apa yang Halodoc lakukan adalah memanfaatkan teknologi dan menyediakan saluran bagi para dokter untuk memenuhi panggilan mereka dalam membantu pasien.

Meski tidak dapat menggantikan konsultasi tatap muka, Halodoc mencoba yang terbaik untuk memberikan pengalaman menyenangkan ketika pasien berkonsultasi dengan dokter.

Melalui teknologi kecerdasan buatan, Halodoc menggunakan analisis kontekstual untuk memeriksa setiap sesi konsultasi berdasarkan empat faktor:

  • Cara dokter melakukan pendekatan pada pasien,
  • Rincian pertanyaan mereka,
  • Diagnosis dan resep yang diberikan, serta
  • Bagaimana tindakan mereka dalam kasus serupa.

Para dokter kemudian diberi peringkat yang disarankan berdasarkan hasil analisis sesi konsultasi mereka, jelas Sudharta.

“Para pasien punya pilihan untuk menilai dokter dengan menekan menggunakan jempol ke atas, jempol ke bawah, atau memberikan peringkat bintang. Sehingga kita dapat melihat setiap peringkat dokter,” katanya.

Halodoc Ilustrasi

Halodoc beroperasi dengan menerapkan model berbasis komisi. Mereka mengambil komisi dengan memotong 5 hingga 25 persen biaya konsultasi dan resep dari apotek.

Sudharta memanfaatkan pengetahuan dan jejaring yang ia bangun selama bertahun-tahun ketika bekerja di Mensa Group. Organisasi ini didirikan pada tahun 1975 oleh ayahnya, Jimmy Sudharta, yang mempelajari obat-obatan dan kemudian terjun ke industri ini.

Semasa muda, lulusan jurusan perdagangan dari Curtin University di Western Australia, juga merupakan seorang pengusaha yang sering muncul dengan berbagai ide bisnis baru di bidang kesehatan.

Dalam menjalankan layanannya, Halodoc tidak terlepas dari sokongan usaha Sudharta sebelumnya: ApotikAntar, yang mengirimkan obat-obatan melalui kerja sama dengan GO-JEK; Lab, platform pemesanan jadwal tes di lab; Linkdokter.com, platform media sosial untuk para dokter.

Meski adanya “ikatan persaudaraan” dengan Mensa Group, Sudharta menekankan bahwa Halodoc tetap beroperasi secara independen. Mensa akan diperlakukan sebagai mitra bisnis jika ada kolaborasi dengan perusahaan ayahnya tersebut di masa depan.

Dan terutama, yang paling ia inginkan adalah Halodoc menjadi tempat tujuan bagi semua orang Indonesia. “Misi kami adalah untuk menyederhanakan akses perawatan kesehatan dengan cara berbeda, untuk orang-orang di perkotaan maupun pedesaan,” katanya.

Like
Simpan
Bagikan
Rekomendasi
Indonesia's Largest Mobile Phone Directory
Di InPonsel, kamu bisa dengan mudah menemukan hp yang diinginkan dan mendapatkan informasi terkait berdasarkan relevansi produk. Kamu juga dapat memberikan review produk, berlangganan berita sesuai minat dan berinteraksi dengan pengunjung lain.



InPonsel @ 2024, PT InTele Hub Indonesia